ACEH JAYA — 19 Mahasiswa dari berbagai kampus yang ada di Aceh menjadi peserta kemah jurnalistik yang diselengarakan oleh Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) yang bertema “Kampanye dan Advokasi Konservasi Berbasis Jurnalistik.”
Kegiatan ini dilakukan selama 3 hari dari 9-11 Desember 2022 di Pantai Panga, kawasan Konservasi Penyu Aroen Meubaja, Panga, Aceh Jaya, Aceh.
Munandar, Koordinator Acara beharap dengan adanya kegiatan ini para peserta bisa menulis berita dan menjadi jurnalis warga atau minimal mempublis di media sosial masing-masing tentang konservasi lingkungan sehingga bisa di baca oleh orang banyak.
“Begitu juga dalam memoto tau anggel yang bagus seperti apa moment motret seperti apa dan sama seperti halnya dengan video,” tambah Munandar, Sabtu (10/12/2022).
Dalam kegiatan ini dibuka langsung oleh salah satu pendiri FJL, Fendra Tryshanie.
Ia menyampaikan semoga dengan kegiatan ini makin banyak jurnalis-jurnalis muda yang mau peduli dengan isu lingkungan.
Karena isu lingkungan ini tidak banyak yang liput padahal isu lingkungan itu isu penting sebenarnya, Makanya kegiatan-kegiatan ini kita buat rutin bisa 2-3 kali kita buat dalam satu tahun.
Fendra juga menambahkan “biasa kita buat kemah jurnalistik ini di tempat-tempat konservasi, di CRU sampoinit atau tempat-tempat lain yang isu satwa liat dan hutan, sementara itu kali ini kita buat yang beda yaitu isu merine karena isu penyu ini isu internasional dan aroen meubanja ini progresnya sudah sangat bagus, jadi kita juga ingin mengenali aroen meubaja itu salah satu tempat konservasi penyu di Barat Selatan Aceh,” kata Fendra.
Dalam kegiatan itu, para peserta diberikan penjelasan bagaimana membuat videografer, photografer, hingga tulisan dan diisi oleh pemateri yang begitu berpegalam seperti Munandar bagian videografer, Muhammad Saipul bagian penulisan, dan Sifa yulinnas bagian photografer.
Selain itu ada juga Direktur Eksekutif WALHI Aceh, Ahmad Salihin memberikan semangat kepada peserta agar peduli terhadap lingkungan dan turut hadir juga Ketua Konservasi Penyu Panga Murniadi (Dedi Penyu) memberikan pengalamannya dalam konservasi penyu. (*)