INFOLEUSER.COM | GAYO LUES,- Meugang merupakan sebuah tradisi menyambut ramadhan atau lebaran, bagi masyarakat Aceh tanpa daging meugang seakan akan terasa hambar meskipun bukan jadi kewajiban. Namun menjadi keharusan sehingga hanya sedikit yang tak memakan daging Menyambut Bulan puasa atau lebaran.
Tradisi ini telah dilakoni sejak dari turun temurun oleh masyarakat Aceh termasuk masyarakat dataran tinggi Gayo setidaknya tiga kali dalam setahun, diantaranya Meugang ramadhan, Meugang Idul fitri dan meugang idul adha.
Yang menarik, bagi pengantin baru di hari meugang tanpa membawa daging kerumah mertua seakan akan menjadi beban moral, karna dihari tersebut wadah berkumpul bagi keluarga baik, dari perantauan pulang meyambut meugang bersama keluarga sembari menikmati santapan daging bersama sama.
Sementara untuk memperoleh daging tersebut sangat mudah, apalagi di hari meugang para pedagang daging bak jamur tumbuh dimusim hujan. Tinggal memilih sesuai dengan selera masing masing.
Pun demikian dalam adat istiadat suku Gayo, ketika meugang daging selalu diupayakan oleh keluarga, dan cara memperolehnya pun masih menjaga kearifan lokal yakni mereka menyembelih kerbau atau lembu satu ekor melibatkan satu kampung atau dari kampung tetangga yang di ketuai oleh satu orang dalam istilah masyarakat setempat menyebutnya (Koro edet). Karbau adat.
Kebutuhan akan dading secara lokal masih tetap dilestarikan di Pining Kecamatan Pining Kabupaten Gayo Lues, seperti pada meugang Ramadhan 1443 H atau 2022 Masehi kali ini yang diketuai oleh Sulaiman Aman Sulas (45) .
Sulaiman menuturkan, seminggu pasca meugang ia telah menyediakan lembu satu ekor dan menawarkan kepada yang berminat dan memperkirakan berapa harga perkilo gram dalam satu lembu tersebut sebagai bahan promosi, bagi yang tertarik kita tuliskan namanya dalam buku catatan dan apabila targetnya tercapai kita tutup buku ungkapnya di sela sela memotong daging tersebut pada Infoleuser.com.
Sementara eksekusi penyembelihan hewan di hari meugang tersebut, bagi keluarga yang memesan tinggal mengambil daging sembari menunggu urutan namanya di panggil dari daftar nama sebelumnya atau diantar kerumah warga yang memesan tadi, sebutnya pada Pada Jumat 1 April 2022 yang lalu.
Di samping itu, kelebihan kerbau yang disembelih secara adat tersebut, bagi yang memesan daging semua mendapat bagian yang sama, mulai dari daging, kulit dan tulang.
Sedangkan pesan yang tersirat dalam tradisi penyembelihan karbau tersebut menjalin ajang kebersamaan dan kekompakan antar masyarakat yang sepakat dalam pemenuhan akan daging di hari lebaran dan yang eksekusi penyembelihan di saksikan secara bersama sama dengan menggunakan orang saksi.
Pun demikian hari ini proses penyembelih koro edet saat ini mulai jarang ditemui disaat hari meugang, bahkan perlahan mulai beralih bagi peminat daging tinggal pigi ke pasar daging ketika akan butuh daging, Salah satu alasannya mungkin jalur transportasi atau akses jalan mulai bagus hingga ke pelosok.