INFOLEUSER.COM — Lesten salah satu desa yang secara letak geografis memiliki dataran landai yang terletak di Kecamatan Pining, Gayo Lues.
Lansekap desa ini dikelilingi hutan Leuser yang berbatasan langsung dengan Sumatra Utara dan Tampur Paluh, Aceh Timur, dan Kalul Aceh Tamiang.
Lesten sudah termasuk hutan hujan pegunungan rendah. Di samping itu satwa ini merupakan herbivora terbesar di Sumatera dengan makanan utamanya, yaitu bagian tumbuhan berkeping tunggal yang lunak, meliputi rumput-rumputan, daun, ranting, umbi-umbian dan kadang buah-buahan yang banyak dijumpai di kawasan Lesten.
Salah satu warga Lesten, Aman Murni (80) menceritakan bahwa semenjak dia teringat Gajah sudah ada di Lesten bahkan jumlahnya sangat banyak.
Ketika musim panen padi, gajah tersebut selalu datang dan tak jarang menjadi tontonan warga di sore hari.
Namun, dalam 10 tahun terakhir gajah tersebut terus berkurang jumlahnya dan tak tahu gajah tersebut menghilang entah kemana.
“Entah itu kembali ke hutan Leuser Kappi atau Aceh Timur atau memang dibunuh orang,” sebut AMan Murni.
Dan kini, gajah yang sering nampak hanya 2 ekor lagi di kawasan Lesten yang berjenis kelamin jantan.
Sembari mengatakan seingatnya tak pernah terjadi konflik dengan manusia apalagi melukainya. Namun ketika musim panen selalu datang dan masyarakat menjaga tanaman tersebut dan menghalaunya dengan alat seadanya.
Komoditi unggulan baru masyarakat Lesten
Dalam kurun 4 tahun terakhir masyarakat Desa Lesten menggalakan komoditi tanaman jagung jenis Pioner. dalam setahun masyarakat bisa menanam 2 kali.
Bahkan hasilnya pun bisa menembus 200 ton per panen dikumpulkan dari para petani, sebut salah satu agen pengepul.
Pun demikian gajah tersebut juga lebih sering datang ketika memasuki masa panen. (*)