ACEHNESIA.COM — Hoaks sering menyebar di beranda media sosial masyarakat. Tidak sedikit masyarakat yang tidak paham tentang hoaks dan mudah percaya, bahkan tidak sedikit pula yang menjadi penyebar hoaks berantai.
Banyak oknum yang sengaja menyebar berita hoaks untuk mencapai keuntungan dan merugikan orang lain.
Banyak juga kampanye-kampanye anti-hoaks yang bertebaran di sosial media. Namun peluang masyarakat terpapar hoaks juga tidak sedikit.
Pengertian Hoaks
Dilansir dari laman Kominfo.go.id dalam rilis yang berjudul “Melawan hoax”, ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia Septiaji Eko Nugroho mengartikan hoaks sebagai tindakan mengaburkan informasi yang sebenarnya, dengan cara membanjiri suatu media dengan pesan yang salah agar bisa menutupi pesan yang benar.
Tak hanya menutupi pesan yang benar, hoaks juga bertujuan untuk menyesatkan pembaca, sehingga tidak sedikit dari pembaca tertipu dengan informasi palsu tersebut.
Menurut temuan,Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia kita dapat menemukan makna hoaks sebagai berita bohong. Hoaks dijadikan sebagai pernyataan untuk kebebasan berpendapat secara negatif di laman internet.
Pada dasarnya hoaks sangatlah banyak, mulai dari menyebarkan kebohongan, beropini, hingga mencederai nama baik orang lain.
Ciri-ciri Hoaks
Dewan Pers melansir ciri-ciri hoaks diantaranya :
– Dapat mengakibatkan kecemasan, kebencian, dan permusuhan,
– Sumber berita tidak jelas,
– Bermuatan fanatisme atas nama ideologi, Judul dan pengantarnya provokatif, sehingga menimbulkan kegaduhan di masyarakat
– Memberikan penghukuman serta menyembunyikan fakta dan data.
Jenis Hoaks
Jenis Hoaks yang marak tersebar di kalangan masyarakat diantaranya :
- Berita Bohong
-informasi yang dibuat atau direkayasa untuk menutupi informasi yang sebenarnya.
- Tautan Jebakan
-ucapan dan keterangan yang makinluas dan banyak menggunakan kata-kata yang jarang digunakan,Sehingga membuat kita kadang tidak tau maksud dari kata-kata tersebut.
- Propaganda
-jenis komunikasi yang berusaha mempengaruhi pandangan seseorang terhadap orang lain, tanpa peduli akan nilai benar dan salah.
- Parodi
-berita yg di sampaikan melalui tampilan seseorang yg meperagakanya, sehingga masyarakat menganggap itu semua benar.
Hoaks sudah lama sekali masih mencuri perhatian publik, karena keadaan penyebaran hoaks kalah cepat dengan intensitas verivikasi.
Peredaran hoaks di masyarakat diakibatkan oleh faktor utama minimnya literasi digital masyarakat. Berdasarkan survei yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), Indonesia merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.
“Beberapa kasus hoax di kabupaten Bireuen yang menyebar di laman informasi masyarakat adalah tentang peti keranda almarhum Abu Muhammad Amin yang di gotong oleh massa, Setelah melalui proses cek fakta, ternyata video amatir tersebut merupakan peti jenazah almarhum salah seorang habib yang ada di Bangkalan, Madura. Sebelum informasi ini diklarifikasi, video tersebut telah tersebar luas di jagat media sosial, sehingga masyarakat mensyaratkan mengkonsumsi berita itu benar adanya.
Selain itu, jenis Hoaks yang sering muncul dan dipercayai oleh publik, ialah berita bohong tentang pesan berantai undian berhadiah, atau hoaks yang berada dengan para pencari sedekah dianggap masyarakat itu sebagai kedok untuk meculik anak-anak. (*)