ACEHNESIA.COM | BANDA ACEH – Puluhan ibu-ibu yang mengunakan pakaian serba hitam mendatangi gedung DPRA Kamis, 23 Desember 2021.
Aksi ini kami mulai dari pukul 09:00 Wib sampai dengan pukul 12:00 WIB.
Kedatangan ibu-ibu yang mengatasnamakan gerakan ibu mencari keadilan tersebut dalam rangka peringatan hari ibu sekaligus menyuarakan aspirasi keprihatinan akan tingginya kasus kekerasan seksual di Aceh.
Direktur AWPF, Irma Sari yang ikut terlibat dalam gerakan ibu-ibu tersebut menyatakan dia sangat sedih dan merasa prihatin dengan tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Aceh, khususnya kekerasan seksual.
Irma berharap negara hadir untuk memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak dari segala bentuk jenis kekerasan.
Selain itu korban juga harus mendapatkan hak-haknya serta harus diberikan keadilan dengan memberikan hukuman yang seberat-beratnya kepada pelaku.
Destika Gilang Lestari atau yang biasa dikenal dengan Gilang selaku Koordinator Aksi menyampaikan, Gerakan Ibu-ibu mencari keadilan diinisiasi oleh perempuan-perempuan Aceh sebagai wujud keprihatinan melihat kondisi Aceh hari ini.
Dikatakan, gerakan kolaborasi ini melibatkan 38 lembaga yang merasa terpanggil dan miris melihat tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Aceh.
Gerakan ibu-ibi mencari keadilan terlihat diterima oleh dua Anggota DPRA , Hendra Budian dan Darwati A Gani di halaman gedung DPRA.
Aksi gerakan ini terdiri dari lembaga-lembaga meliputi Koalisi Inklusi Demres, Koalisi Anak Muda Demres, GeRAK Aceh, Komite Pemantau PBJ Banda Aceh, AWPF, Forum Jurnalis Warga Banda aceh, SP Aceh, Aliansi Inong Aceh, Bale Inong Kota Banda Aceh, Koalisi Perempuan Indonesia, KAPHA Aceh, ReQan, Cahaya Setara Indonesia, Yayasan Anak Bangsa, PASKA, YARA, IMM Banda Aceh, Flower Aceh, Balai Syura Inong Aceh, PKBI Aceh,PRG, CYDC, Kohati Aceh, Balai Syura Kota Langsa dan Personal: Ruwaida.
Setelah menyampaikan orasai secara bergantian dan kemudian di tanggapi oleh dua anggota DPRA yang keluar dari ruangan untuk menemui peserta aksi, ibu-ibu pun membubarkan diri secara tertib dan teratur, seraya mengutip sampah yang ada. (*)