RAWATRIPA.COM — Korupsi sumber daya alam mengancam masyarakat kita. Ini tidak berlebihan. Tapi sebuah realita yang ada di depan mata kita semua. Karena sumber daya alam selalu menjadi incaran para koruptor.
Dalam webinar Hari Anti Korupsi internasional “Potensi Korupsi Sumberdaya Alam dan pelanggaran Hak Asasi Manusia di Aceh” yang dilaksanakan secara daring, pada Jumat (9/12/2022), Kepala Komnas HAM Aceh, Sepriady Utama menyebutkan bahwa kerusakan lingkungan berpotensi pada pelanggaran Hak Asasi Manusia.
“Saya sampaikan kepada APEL bisa melaporkan peristiwa pelanggaran HAM yang terjadi terkait hak hidup sehat dan bersih. apapun boleh melaporkan kepada kami atas pelanggaran HAM Kami sebagai akan melakukan tindakan jika sudah memenuhi persyaratan,” Sepriady menjelaskan.
Seruan Kepala Komnas HAM Aceh ini memang patut ditanggapi secara serius. Karena ada banyak persoalan lingkungan yang ada di Aceh.
Sebagai pemandu webinar, saya melihat kegiatan ini dilaksanakan dalam mampu memberikan pemahaman tentang sejumlah penyebab korupsi di bidang sumber daya alam di Aceh.
Karena itu, pemuda dan mahasiswa Aceh Harus sigap dan terdepan dalam menyuarakan serta melawan semua tindakan korupsi sumber daya alam, karena perbuatan korupsi sumber daya alam jelas berdampak buruk dan mengancam kualitas lingkungan dan kehidupan masyarakat Aceh.
Pendapat senada disampaikan Pembina Aliansi Peduli Lingkungan (APEL) Aceh, Andika Muttaqin Ismail.
Dengan tegas beliau menyatakan bahwa semakin banyak sumberdaya alam maka semakin besar potensi korupsi sumber daya alam dan pelanggaran lainnya jika regulasi hanya dibuat berdasarkan pesanan kalangan tertentu.
Pernyataan Crisna Akbar yang merupakan Direktur Rumoh Trasparansi menyoroti sejumlah regulasi yang berpotensi menjadi jalan terjadinya korupsi dan sekaligus menjadi peraturan yang merugikan masyarakat.
Sedangkan Arifsyah M Nasution dari Juru Kompaye Laut Greenpeace Asia Tenggara menyampaikan jika persoalan korupsi senantiasa terkait dengan buruknya kualitas serta integritas penegakan hukum dan kebijakan publik.
Pada akhir kegiatan tersebut, kami dari APEL juga berharap agar banyak mahasiswa yang ikut peduli terhadap isu lingkungan karena korupsi paling banyak terjadi di ruang lingkup lingkungan dan mahasiswa adalah kontrol utama pada hal tersebut.
“Jika mahasiswa diam maka jangan berharap indonesia maju dan pulih kembali.”