ACEHNESIA.COM | BANDA ACEH — Mahasiswa Papua yang terhimpun dalam wadah Himpunan mahasiswa Papua (HIMAPA) Kota Banda Aceh merayakakan HUT HIMAPA yang ke-10 sejak 3 September 2012 sampai 3 September 2022 di Pantai Lampuuk.
Sejarah awal terbentuknya organisasi Mahasiswa Papua (HIMAPA) sebenarnya tanggal 5 September 2012. Namun melalui Musyawarah Besar di aula Fakultas Pertanian USK, perubahan AD/RT, serta tanggal berdirinya HIMAPA menjadi 3 September 2012.
HIMAPA didirikan oleh mahasiswa Papua angkatan 2012, guna untuk membangun relasai secara harmonis antara sesama Papua, sebab latar belakang mahasiswa Papua multi etnis dan multi kultural yang ada di Papua (Sorong-Merauke). Sehingga terbentulah HIMAPA sebagai wadah untuk mempersatukan mereka yang kuliah di Kota Banda Aceh.

Himpunan Mahasiswa Papua (HIMAPA) Kota Banda Aceh, dibentuk tujuannya untuk menjaga kesatuan dan persaudaraan, serta menanamkan nilai-nilai kepedulian antara sesama mahasiswa Papua.
Sehingga meskipun mahasiswa Papua di Aceh berbeda suku, agama, dan budaya, namun tetap bersatu dan menjaga kekompakan di tanah perantauan.
Bahkan tujuan HIMAPA dibentuk juga untuk mengatasi masalah-masalah internal maupun eksternal yang dihadapi oleh mahasiswa Papua selama kuliah di kota Banda Aceh, demikian juga sebagai wadah penyaluran aspirasi mahasiswa Papua.
Perkembangan HIMAPA sejak berdiri tahun 2012 hingga kini memasuki tahun 2022 usia yang ke 10 perubahan sangat signifikan.
Sebab berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh keluarga besar HIMAPA seperti Natal, memperkenalkan budaya Papua dengan tarian adat di lingkungan kampus USK, serta merayakan hari raya Idul Adha, semua kegiatan tersebut dapat berjalan dengan efektif dan efesien, bahkan mahasiswa Papua yang memiliki minat dan bakat senantiasa memberikan kontribusi terhadap kemajuan organisasi HIMAPA, maka sampai kini HIMAPA tetap eksis.
Adapun nama-nama yang menjabat sebagai ketua HIMAPA sejaka tahun 2012-2022. Pertama, dr. Abdulla Gemor, angkatan 2012, alumni Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, dua periode 2012-2016. Kedua, Yopi Meage, S.Pd., M.Pd angkatan 2014, alumni Pendidikan Bahasa Indonesia/FKIP USK dan melanjutkan pascasarjana di Universitas Cenderawasih Papua selesai 2022, periode 2016-2017.
Ketiga, Talep Kano, S.Pd. angkatan 2015, Alumni Jurusan PGSD PAUD FKIP USK dan kini menjadi Polisi di Kabupaten Kaimana, Periode 2017-2018.
Keempat, Yuspani Asemki, S.IP angkatan 2016, Alumni Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP USK dan melanjutkan pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), periode 2018-2019.
Kelima, Marinus Heluka, S.Pd angkatan 2017, alumni Pendidikan Sejarah/FKIP USK, periode 2019-2020. Keenam, Marsel Titit, anggaktan 2018, mahasiswa Kedokteran Hewan USK, periode 2020-2021.
Ketujuh, Martin Dekris Kafiar, angkatan 2019, mahasiswa Ilmu Hukum USK, periode 2022-2023.
Momentum acara ulang tahun HIMAPA yang ke 10 dihadiri orang tua wali yakni Yosafat beserta keluaraga.
“Beliau sangat konsisten dan selalu memberikan kontribusi bagi perkembangan HIMAPA, bahkan senantiasa berbagi pengalaman agar mahasiswa Papua yang kuliah di Banda Aceh menjelesaikan pendidikan dengan baik sehingga pulang ke Papua nantinya berguna bagi banyak orang,” ujarnya.

Marsel Titit, mahasiswa jurusan kedokteran Hewan sekaligus demosioner HIMAPA sampaikan bahwa “adanya kegiatan-kegiatan seperti ini sehingga membangun kekeluargaan, kebersaamaan dan kesatuan. Bahkan membangun relasi lebih luas lagi tidak hanya sesama anak Papua tetapi lintas komunitas dan budaya,” tutur marsel.
Lebih lanjut, Martin Dekris Kafiar, mahasiswa ilmu hukum USK, bahkan Ketua umum HIMAPA sampaikan bahwa “terlebih dahulu saya sebagai ketua mengucapkan terimakasih banyak kepada Badan Pengurus dan seluruh anggota HIMAP yang turut hadir. Harapannya melalui Hut HIMAPA yang ke 10 kita bersinergi bersama mewujudkan organisasi yang humanis serta menjaga kekompakkan dan kepedulian” ujar Kafir.
Adapun tema Hut HIMAPA yang ke 10 adalah “Satu Tujuan menjalin kebersamaan dalam keberagaman” melalui tema ini “tetap menjalin hubungan dengan sesama anak Papua dan lintas budaya.
“Bahkan dalam wadah HIMAPA tidak hanya mahasiswa dari asal Papua tetapi ada juga dari Kalimantan, NTT/NTB, Maluku, Sulawesi serta Medan, kami ingin membangun kebersamaan dan keharmonisan dalam keberagaman” ujar Dekris. (*)