Rawa Paya Nie menyimpan pesona dan keindahan tersendiri. Hamparan rawa yang berada di dataran cekung yang di kelilingi perbukitan dan genangan air dan gambut.
Ini merupakan peluang bagi desa yang teletak di seputaran Paya Nie untuk membangun objek wisata.
Melihat sekarang ini desa memiliki dana dari Pemerintah Pusat. Desa dapat menganggarkan sebagian dana desa untuk pengembangan objek wisata di desanya masing-masing.
Ditinjau dari prioritas penggunaan dana desa tahun 2023 sesuai Permendes No.8 Tahun 2022 dimana Prioritas Pertama Penggunaan Dana Desa Poin 3 adalah Pengembangan Desa Wisata.
Artinya ke 9 desa dilingkungan Paya Nie dapat membangun spot tempat singgah pinggiran Paya Nie di desa masing-masing untuk wisata desa.
Spot tempat singgah tersebut tidak mesti terlalu besar dan menghabiskan banyak anggaran.
Akan tetapi spotnya bisa sederhana ukuran 7×5 m dengan konstruksi kayu yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung baik warga desa atau luar desa untuk singgah atau sekedar menikmati pemandangan dan mengambil foto pemandangan Paya Nie.
Spot tersebut juga dapat dipergunakan bagi pengunjung yang berkeliling menikmati keindahan Payanie dapat singgah di masing-masing spot 9 desa tersebut.
Pembangunan spot yang telah siap tersebut selanjutnya dapat diserahkan kepada BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) untuk dikelola oleh Unit Usaha Wisata.
Pengembangan spot tersebut dikemudian hari oleh BUMDes dapat ditingkatkan menjadi cafe kecil, tempat pemancingan, layanan ekspedisi keliling rawa dengan perahu kecil atau layanan lainnya oleh Unit Usaha Wisata BUMDes yang dapat mengambil keuntungan dari pengembangan spot ini di masa yang akan datang.
Hal ini akan menjadikan Paya Nie dan desa- desa sekitarnya semakin berkembang di masa yang akan datang menjadi salah satu destinasi wisata yang dapat dikelola secara syariah di Kecamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen.
