INFOLEUSER.COM | GAYO LUES,- Lesten merupakan sebuah desa yang di berada di kawasan Ekosistem Leuser tepatnya di sebelah timur Kecamatan Pining Kabupaten Gayo Lues, kehidupan warga Lesten hampir tak terpisahkan dengan boat atau perahu tradisional yang digunakan sebagai moda transportasi maupun untuk mencari ikan dan bergantung hidup di sungai Lesten.
Sampan atau perahu tradisional sudah digunakan warga sejak dahulu dan nyaris tak bisa dipisahkan dalam kehidupan masyarakat Lesten, baik untuk mengais rejeki menelusuri sungai Lesten (Krueng Lesten) mencari ikan maupun berburu serta sebagai alat menyeberang ke kebun atau mengangkut hasil pertanian.
Sampan yang berbahan kayu dibuat secara manual oleh masyarakat, sedangkan bahan kayu sendiri diambil dari hutan, ada dua jenis kayu pilihan yang biasa dijadikan perahu yakni jenis kayu meranti dan bayur, sebut salah seorang warga Lesten yang juga pembuat perahu, Kalim
Dalam proses membuat satu perahu memakan waktu yang lumayan lama, biasanya untuk membuat satu perahu memakan waktu hingga sebulan, mulai dari proses memotong balok yang panjangnya 5 meter, kemudian dilobangi menggunakan kapak serta dibersihkan menggunakan pahat, sebut Kalim disela -sela sedang mengerjakan perahu.
Perahu atau boat yang sebelumnya digunakan secara manual di sungai, pada Tahun 2017 mantan Kepala Desa Lesten, Abdul Karim melakukan uji coba dengan memasang mesin di atas perahu.
Setelah berhasil, ia baru membuat perahu menggunakan mesin ukuran besar yang bisa membawa penumpang 6 hingga 8 orang.
Saat ini banyak warga Lesten yang telah memiliki boat dan bergantung hidup di sungai Lesten, baik mencari ikan maupun sebagai moda transportasi warga untuk ke kebun.
Namun kendala bagi warga Lesten saat di Lesten tak memiliki dermaga khusus, warga hanya menaroh di pinggir sungai dengan cara mengikat dengan tali agar supaya perahu tidak dibawa arus.
Tak jarang juga perahu warga hanyut akibat air sungai meluap dan arus yang tinggi perahu warga hanyut dibawa arus, untuk mengantisipasi biasanya warga mengangkat perahu ke darat untuk menghindari kerugian akibat perahu hanyut dibawa arus pada malam hari.