RAWATRIPA.COM – Bencana lingkungan berupa kebakaran hutan dan banjir terus saja menggilir kawasan Rawa Tripa di Kabupaten Nagan Raya sepanjang tahun. Daya dukung lingkungan yang semakin rentan akibat alih fungsi lahan semakin membuat masyarakat tenggelam dalam frustasi.
Senin 12 Juni 2023, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di Kecamatan Darul Makmur, Nagan Raya akibat panas kemarau yang menyengat. Kebakaran hutan itu pun berlangsung hingga 26 Juni 2023.
Lahan yang terbakar berada di areal PT Gelora Sawita Makmur (GSM) yang sudah lama ditelantarkan dan diketahui saat ini tidak berkantor lagi di Nagan Raya.
Tim pemadaman dari BPBD Nagan Raya bersama TNI, dan Polri sudah sejak Selasa (13/6/2023) sudah dikerahkan ke lokasi namun api tak kunjung padam.
Pada Minggu (18/6/2023), tim Manggala Agni yang bernaung di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pun diturunkan ke Darul Makmur, untuk membantu pemadaman karhutla yang sudah berulang terjadi khususnya di lahan GSM tersebut.
Data diperoleh dari BPBD Nagan Raya, luas lahan terbakar mencapai 13 hektare yang tersebar di empat desa di Nagan Raya.
Titik api muncul di empat desa dalam dua kecamatan yakni Kecamatan Darul Makmur dan Kuala.
Di Kecamatan Darul Makmur, lahan yang terbakar berada di wilayah Gampong Sumber Bakti dengan luas lahan terbakar 3 hektare, dan di Gampong Kaye Unoe dengan luas lahan terbakar 6 hektare.
Sedangkan di Kecamatan Kuala, lahan terbakar berada di wilayah Gampong Lawa Batu dengan luas lahan terbakar 3 hektare, dan di Gampong Alue Ie Mameh luas lahan terbakar 1 hektare.
Setelah hampir satu minggu upaya pemadaman, petugas baru berhasil menjinakkan kebakaran di Gampong Lawa Batu dan Gampong Alue Ie Mameh. Sementara, di Gampong Sumber Bakti api baru padam 90% dan Gampong Kaye Unoe api baru padam 60%.
Upaya pemadaman yang dilakukan tim gabungan BPBD Nagan Raya bersama TNI-Polri dan tim Manggala Agni dilakukan dengan mengerahkan 6 unit mesin pompa air ke lokasi kejadian.
Kendala yang dihadapi petugas di lapangan adalah terbatasnya sumber air, dan lahan yang terbakar sebagian merupakan lahan gambut. Faktor cuaca panas dan angin kencang juga membuat api sulit dijinakkan.
Lahan Telantar Picu Karhutla
Atas peristiwa karhutla yang berulang ini, Pemkab Nagan Raya mengaku sudah mengirimkan surat peringatan ketiga kalinya kepada manajemen PT Gelora Sawita Makmur (GSM).
Pasalnya, lahan HGU milik perusahan kelapa sawit itu sudah sangat lama ditelantarkan yang memicu kebakaran lahan.
PT GSM ini diketahui sudah lama menutup kantornya di Nagan Raya. Dikabarkan, perusahaan perkebunan kelapa sawit itu saat ini berkantor di Jakarta.
Sebagian besar lahan PT GSM dari total HGU 5.600 hektare, sudah banyak yang dikuasai masyarakat.
Menurut Kadis Perkebunan Nagan Raya, Abdul Latif, Pemkab Nagan Raya sudah melayangkan surat peringatan pertama dan kedua saat kebakaran terjadi di lahan PT GSM pada tahun 2022 lalu.
“Kini kembali terjadi kebakaran di lahan HGU PT GSM sehingga kami mengirimkan surat peringatan ke-3 untuk perusahaan tersebut,” kata Abdul Latif kepada warga.
Karhutla Meluas Hingga 22 Hektare
Hasil pemantauan yang dilakukan warga pada minggu kedua sejak terjadinya kebakaran lahan di Nagan Raya, luas lahan yang terbakar meluas dari sebelumnya hanya 13 hektare pada minggu pertama, kini sudah mencapai 22,5 hektare pada minggu kedua dan sudah mencakup tiga kecamatan yakni Kecamatan Kuala Pesisir.
Pada Sabtu (24/6/2023), tersisa satu titik api lagi yang belum berhasil dipadamkan yakni sekitar 5 hektare di Desa Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir,.
Kebakaran di Gampong Suak Puntong itu berlokasi tidak jauh dari kawasan PLTU 1-2 (milik PLN) dan PLTU 3-4 (milik swasta).
Sedangkan di kebakaran yang terjadi di areal kebun sawit milik PT GSM di wilayah Kecamatan Darul Makmur, sudah berhasil dipadamkan pada Sabtu (24/6/2023).
Atas peristiwa kebakaran hutan dan lahan ini, Polres Nagan Raya turut menyelidiki penyebab terjadinya Karhutla di kabupaten itu.
“Kami sedang menyelidiki penyebab Karhutla ini, apakah ada unsur kesengajaan atau tidak. Karena peristiwa ini sudah berkali-kali terjadi,” kata Kapolres Nagan Raya, AKBP Setyawan Eko Prasetiya di sela-sela upaya pemadaman karhutla di Suak Puntong.
Karhutla Padam Banjir Datang
Akhir Juni 2023, kebakaran hutan di daerah ini mulai reda meski di beberapa titik masih mengeluarkan asap yang artinya lapisan dasar gambut yang berada di bawah permukaan masih terbakar.
Namun seiring meningkatnya curah hujan, potensi kebakaran hutan berangsur hilang. Berganti dengan potensi banjir yang juga menjadi bencana tahunan di Nagan Raya.
Tiga desa di Kecamatan Tripa Makmur pun mulai banjir setelah akibat meluapnya Krueng Tripa sejak Selasa (27/6/2023).
Tiga desa yang terendam banjir yakni Ujong Krueng, Mon Dua dan Pasi Kebeu Dom. Banjir juga meluap ke jalan Lamie-Langkak.
Beginilah kondisi lingkungan sekitar kawasan Rawa Tripa – Nagan Raya. Di musim kemarau kebakaran hutan mengancam, di musim hujan banjir pun melanda.(*)