INFOLEUSER.COM — Gunung Goh Lemu merupakan kawasan yang berada di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL). Nama Goh Lemu itu sendiri berdasarkan masyarakat setempat berasal dari bahasa lokal.

Nama kawasan tersebut diambil dari bentuk gunung mirip atau menyerupai punggung Lembu sehingga kawasan tersebut dinamakan Goh Lemu atau dalam istilah lain adalah Goh Pase di Kecamatan Pining, Gayo Lues.

Saking familiarnya nama tersebut di sematkan jadi nama sebuah pemukiman, dari 2 pemukiman yang dapat dalam wilayah berhawa panas tersebut.

Kawasan ini termasuk hutan pegunungan rendah (sub-mountaine forest) yang berada di ketinggian sekitar 1.300 hingga 2.500 meter di atas permukaan laut (Mdpl).

Pun demikian hutan ini juga menunai banyak manfaat yang ditebarkan antara lain sebagai daerah resapan air, tangkapan air, rumah bagi flora fauna dan di jadikan sumber makanan atau obat- obatan oleh masyarakat lokal yang ada di pinggiran hutan tersebut.

Hamparan gunung yang membentang hingga bukit barisan yang meliputi Gayo Lues, Lukup Serbejadi (Aceh timur), Linge (Aceh Tengah), Samar Kilang (Bener meriah), Tanah Merah Aceh Timur.

Ada beberapa titik pintu masuk kewilayah tersebut di antaranya, Penomon Jaya Rikit Gaib, Uring dan Ayar Putih Pining, (Gayo lues), Jamat Linge (Aceh Tengah), Jering Lukup Serbejadi (Aceh Timur) dan Samar Kilang (Bener meriah).

Dan salah satu hulu sungai besar yang ada di aceh mengalir dari daerah tersebut, yakni sungai Jambo Aye Aceh Timur dan Sungai Tamiang serta jutaan masyarakat bergantung pada hutan tersebut baik yang di hulu maupun di hilir.

Berdasarkan cerita dari masyarakat setempat, Aman Juna (43 Tahun) yang sering memasuki kawasan tersebut baik berburu maupun mencari kayu Alim dan Candan, kawasan ini sedikit berbeda dengan kawasan yang lain, karna memiliki kuntur yang curam (tebing) dan sulit di temui hamparan.

Sehingga menyulitkan orang menjelajahi kawasan tersebut, paling hanya bisa sampai di punggung gunung (kaki bukit) Goh Lemu dan melihat dari kejauhan Puncak Gunung Goh lemu tersebut, hanya sebagian orang yang bisa kehingga puncak tersebut,” sebutnya.

Di sisi lain, kawasan ini di kenal oleh masyarakat memiliki kawasan yang angker (empu tempat).

Hutan yang memiliki karateristik di selimuti kabut atau awan tersebut, dan rentan orang tersesat saat pergi kesana terlebih tak bisa menguasi daerah tersebut, lebih lebih masyarakat lokal ketika pergi kesana hanya menggunankan alat tradisional dan perkiraan alam tak di lengkapi dengan Peta, GPS, Kompas dan BMKG sehingga potensi tersesat tak bisa di elakan ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan puluhan spesies dan fauna yang terdapat di kawasan tersebut termasuk spesies kunci meliputi gajah, harimau, orang utan dan badak serta beragam mamalia dan spesies burung yang hidup serta tumbuhan langka ada di kawasan tersebut.

Gunung Goh Lemu bagi masyarakat lokal dan mereka menyakini menyimpan misteri dan mistik yang belum terjawab secara ilmiah hingga hari ini sebut saja Padang Seribulen, (tempat berkumpul hewan mati), Suku Manti, dan Orang Aulie (kumpulan orang orang saleh) berada di kawasan tersebut. (*)

Share.

Comments are closed.