INFOLEUSER.COM | GAYO LUES,- Masyarakat yang tinggal di pinggiran kawasan hutan Leuser mayoritas berprofesi sebagai petani yang bergantung hidup pada hasil alam , sebagai rasa wujud syukur dan berdoa terhadap apa yang telah dilimpahkan oleh sang maha pencipta Allah SWT, masyarakat atau petani Pertik, Kecamatan Pining, Kabupaten Gayo Lues, menggelar kenduri dan doa bersama.
Bagi warga Pertik, Acara kenduri dan doa bersama yang merupakan sebuah bentuk rasa syukur telah menjadi sebuah tradisi yang wajib digelar setiap Tahunnya, ujar seorang Pengulu Desa Pertik Zainal Abidin.
Zainal melanjutkan, kawasan Uning Kumer merupakan wilayah para petani bercocok tanam dengan beranekaragam komoditi unggulan yang merupakan hasilkan dari daerah tersebut seperti kakao, pinang, kemiri, durian serta tanaman muda seperti cabe dan jahe dan lain sebagainya.
Namun, lanjut Zainal, terkadang hasil produksi pertanian para petani terkadang tidak selalu berpihak kepada para petani hal tersebut desebabkan gangguan hewan yang sering mencari makan di kebun milik warga seperti kera, siamang dan babi hutan yang kerap meresahkan petani.
Dalam hal tersebut untuk menjauhkan gangguan dari hewan dan hama yang kerap menggangu tanaman petani, masyarakat desa pertik melakukan sebuah ritual dengan cara melaksanakan kenduri dan doa bersama agar supaya Allah yang maha kuasa memberikan hasil pertanian milik masyarakat yang melimpah dan dijauhkan dari ganguan hewan serta hama tanaman yang membuat hasil pertanian berkurang.
“Acara kenduri dan doa bersama merupakan sebuah tradisi untuk iktiar bersama melalui doa-doa yang kita panjatkan kepada Allah Swt, semoga doa tersebut dapat diijabah serta hasil panen bisa berlimpah dan dijauhkan dari gangguan hama”, ungkap Zainal.
Sebagaimana yang dilakukan pada tahun ini kegiatan kenduri dan doa bersama sebagai sebuah rasa syukur apa yang telah diberikan oleh yang mahakuasa digelar di kawasan perkebunan warga di Uning Kumer, pangkas Zainal.